akhirnya jembatan jatimulyo baru jadi dibangun.
penantian bertahun-tahun terjawab sudah.
hari ini, 26 April 2017 mungkin harus diingat sebagi salah satu sejarah penting bagi masyarakat di Perum Jatimulyo Baru.
setelah konflik horisontal diantara sesama warga semoga semua berjalan normal kembali.
tapi tentu saja pembangunan jembatan masih harus berjalan sekitar 4-5 bulan lagi.
tapi tak apalah.
yang penting kami memiliki jembatan baru.
Rabu, 26 April 2017
Sabtu, 15 April 2017
D' you cool enough?
I
15 Juli 2014
***
Tik.tok.tik.tok.....suara detik jam di ruang tunggu Kantor Imigrasi mengisi
jeda diantara pembicaraan.
Suara Mezzo Bass dari seorang pria terdengar memanggil nama.
Di ruang interview :
Bikin passport untuk ke Jepang?
Iya
Pernah ke jepang sebelumnya?
Tidak
Punya saudara di Jepang?
Tidak
Punya pekerjaan di Jepang
Tidak
Terus ngapain di Jepang?
Cuma pengen tau,
katanya Jepang itu cool
19 Agustus 2014
???!
Jumat, 14 April 2017
Ibu di mana?
Aku masih terlelap ketika aku kehilangan orang yang paling
aku kasihi, Ibu. Aku hanya punya Ibu setelah perang memisahkan Ayah dan Ibuku
untuk selamanya. Ibu akan selalu memeluk ku, saat aku tidur. Sampai di hari
itu. Tiba-tiba saja suara gemuruh datang. Ku rasakan tubuh yang memelukku seperti
bergegas, namun langsung terjatuh. Aku
menangis, sementara Ibu terus mendekapku erat. Allahu Akbar!!... suaranya lirih
terdengar di telingaku. Setelah itu semua menjadi gelap.
Mataku terbuka perlahan. Kurasakan sakit di kepalaku. Tangan
kananku tak bisa bergerak. Perlahan kuamati sekelilingku. Sebuah selang kecil
dan jarum tertancap di tanganku. Aku berada di sebuah ruang putih yang senyap. Terlihat
beberapa wajah gugup memandangiku.seorang pria dengan jenggot putih memegang
pipi ku. Ia tersenyum.
3 tahun berlalu. Ku isi hari-hariku di penampungan yang oleh
orang-orang disebut pengungsian. Sosok ramah suster berjubah putih sedikit
menghiburku. Setiap pagi Ia memandikanku, mengurus aku. Tapi saat aku melihat
anak-anak sebayaku bergandengan tangan dengan ibunya, aku menjadi sangat sedih.
Aku teringat pada Ibu. Ia selalu menemaniku sepanjang hari. Bila aku menangis
ia akan menyesapkan putingnya ke bibirku yang kecil. Biasanya aku akan diam dan
tertidur. Ketika rindu tak tertahan
lagi, aku hanya bisa mengambar sosok perempuan yang hangat seperti Ibuku. Ya,
seperti Ibuku. Perempuan yang selalu ceria dengan tubuh sedikit gemuk, berambut
panjang. Ia akan membelaiku hingga aku tertidur, dalam dekapnya.
Sekali lagi ku panjatkan doa untuk Ibu.
:Untuk anak pengungsi Syria yang harus kehilangan orang yang dicintai karena perang
Kamis, 13 April 2017
Ode to My Books
Pertama kali aku melihatmu aku langsung jatuh hati
Engkau tersembunyi diantara hasrat dan imaji
Sungguh ku tak pernah berharap
Menemukanmu diantara pongahnya dunia yang gemerlap
Deretan kata indah dari bibirmu selalu membuatku kagum
Bagaikan lebah yang tersengat harum
Meski kau coba menutupi kerut yang kian nyata
Tetap saja aku terpesona
Kini aku tak ingin melepasmu
Apalagi melupakanmu
Ku kan selalu mencari waktu
Mencumbumu
BUKU KU
Sebuah Cerita dari Toilet Umum
(ilustrasi toilet umum )
Suatu hari Ibu menelponku untuk menemaninya ke Jakarta untuk menjenguk saudara lama. Dan hari yang dipilih untuk berangkat adalah Kamis sore. Naik bus. Sialnya, siang hari aku begitu tergoda dengan permen susu yang tergeletak di meja ruang tamu. Aku ambil tiga butir dan ku kulum berurutan.
Tiba-tiba saja, menjelang sore hari perut ini terasa mules. Masuk WC. Lega sudah.
Tapi rupanya masalah belum selesai.
Dalam perjalanan menuju ibu kota, isi perut ini kembali meronta-ronta.
Sampai akhirnya, aku putuskan tidak kuat lagi dengan cobaan ini.
Akhirnya saat bus berhenti untuk istirahat, aku langsung ngacir menuju toilet umum. Untung saja ada satu yang kosong gumam ku dengan gembira.
Baru saja jongkok di WC, dari sebelah ada yang teriak nanya,
+ "apa kabarnya?"
- "baik" jawabku
+ "masih kerja di tempat yang dulu itu?"
- "ah, saya lakoni aja, jaman sekarang mah sulit mau cari kerja baru" kata ku sambil hati bertanya-tanya ini siapa, koq kenal
+ "anak masih dua?"
- "masih, masa udah bangkot gini beranak lagi" jawab ku sambil tetap penasaran ini siapa di WC sebelah
+ "istrimu sehat-sehat saja?"
- "sehat, cuma agak kurusan dikit" jawab ku memberi penjelasan sambil masih bertanya-tanya ini siapa sih orang yang di WC sebelah ...
Hening beberapa saat ...
Tidak berapa lama orang di WC sebelah ngomong gini, "udahan dulu ya neleponnya, ini di WC sebelah ada orang gila, ngasih komen terus"
Duhh..... ternyata di sebelah itu orang lagi nelepon temannya.
Rabu, 12 April 2017
Era 90an itu....
Manusia Hidup Tidak Saja oleh Harapan,
Namun juga oleh Kenangan (Unknown)
Era 90
an adalah masa paling menyenangkan buat saya. Itulah masa yang selalu membekas
dalam ingatan saya sampai saat ini. Mengapa?? ada beberapa hal. Pertama, tahun 90an adalah masa saya SD,
dimana saya menjadi sok jagoan dengan menjadi ketua genk di kompleks rumah saya.
Waktu itu saya dan teman-teman biasa bermain petualangan ala Indiana Jones
dengan keluar masuk hutan yang ada di dekat rumah. Saya sering diminta memimpin
di depan, dan teman-teman perempuan akan memilih berada dibelakang saya. Dalam ekspedisi
keluar masuk hutan itu, kami sering bertemu dengan kijang dan barisan babi hutan.
Jika kijang merasa terancam akan segera lari, beda halnya dengan babi hutan. Babi
hutan jika merasa terancam akan menyerang pengganggunya sampai mati. Maka triknya,
ketika berpapasan dengan babi hutan jangan menatap wajahnya (kenapa? Soalnya kalo
nanti dikira satu keluarga, babi hutannya akan ngejar kalian wkwkw). Kenangan-kenangan
seperti itu sampai saat ini selalu kami ceritakan bila saya dan teman-teman reuni.
Kebetulan kami masih terhubung melalui grup WA. Kedua,
tahun 90an adalah musik paling asiik buat saya. Kalau kalian dengarkan irama musik
tahun 60an, 70an, 80an, 90an, dan 2000an kalian akan mendapati nuansa yang
beda. Dan biasanya orang akan lebih suka musik tahun 80an dan 90an. Di kedua
era itu mamang memiliki kemiripan, namun tahun 90an sudah ada nuansa
electronicnya. Lirik-lirik lagu tahun 90an menurut saya juga lebih dalam dan
berkualitas. Uniknya lagi lagu-lagu dengan lirik sedih ataupun marah dibuat
dengan komposisi music yang ceria. Sehingga tahun 90an rasanya tidak ada rasa
pedih. Tahun 90an saya mulai menyukai lagu-lagu barat setelah boomingnya lagu Hangin
Tough yang dibawakan NKOTB, yang kemudian menginspirasi lahirnya Boys Band pertama
Indonesia Trio Libels. Masih terkait tentang music, di tahun 90an juga saya memiliki
hobi memutar tape cassette atau mendengarkan radio untuk mendengarkan lagu-lagu
Rock Ballad barat macam Never Say Good bye (Bonjovi), I Remember You (Skid Row)
Amazing (Aerosmith), Sweet Child O’ Mine (GN’R) sampai Nothing Else Matter
(Metallica). Sementara di Indonesia yang paling ngehits adalah lagu Mawar Merah
(Slank), Kangen (Dewa 19). Uniknya di pertengahan tahun 90an genre musik dunia sedikit
berubah seiring hadirnya aliran Grunge, Rock Alternative dan Punk Rock macam
Nirvana, Pearl Jam dan Green Day di Amerika Serikat, atau Radio Head dan Oasis di
Inggris. Jika kalian suka dengan band dan lagu-lagu yang sebutin tadi, selamat
berarti selera musik kita sama hehe. Ketiga,
film era 90an adalah film tentang romantika keluarga. Jika di Indonesia film
yang terkenal adalah film tentang silat, sementara film barat cenderung
mengekspos tentang perang. Tapi yang menarik saya adalah kebanyakan film di
tahun 90an bercerita tentang keluarga. Dalam film-film itu selalu digambarkan keluarga
yang sempurna, saling menguatkan, dan selalu Happy ending. Untuk yang satu ini kenangan
tersebut sangat membekas dalam ingatan saya. Keempat, fashion yang mempengaruhi tahun 90an adalah imaji tentang sosok
Lupus. Mulai dari model rambut jambul, kemeja kedodoran, celana panjang baggy
dan sepatu kets. Kelima, gaya hidup
yang sangat mencolok ditahun 90an adalah maraknya masyarakat mengonsumsi fast food, dan instant termasuk saya. Saat itu mengonsumsi fast food dan makanan/minuman instant
terasa keren, karena saya menjadi seperti mahluk kekinian.
Ok. Berbicara
era 90an memang tidak ada matinya. Tapi kenapa
kita perlu bernostalgia?
“Nostalgia adalah perasaan hangat yang kita rasakan sewaktu kita
memikirkan tentang kenangan kenangan terindah dari masa lalu kita," kata
Erica Hepper.
Menurut Hepper, kenangan akan masa lalu dibutuhkan untuk masa kini karena membantu orang untuk menghubungkan pengalaman masa silam dengan keadaannya sekarang.
Nostalgia membuat manusia masa sekarang menjadi lebih kuat menghadapi tantangan kekinian atau ketakutan yang dicemaskan dari masa depan. Sedangkan menurut Clay Routledge
"dengan nostalgia membuat orang-orang merasa dicintai dan dihargai, meningkatkan persepsi kehangatan serta dukungan di saat sedang kesepian,". Jadi bernostalgia itu penting, asal jangan kemudian terjebak pada masa lalu dan enggan melangkah menuju masa depan.
Menurut Hepper, kenangan akan masa lalu dibutuhkan untuk masa kini karena membantu orang untuk menghubungkan pengalaman masa silam dengan keadaannya sekarang.
Nostalgia membuat manusia masa sekarang menjadi lebih kuat menghadapi tantangan kekinian atau ketakutan yang dicemaskan dari masa depan. Sedangkan menurut Clay Routledge
"dengan nostalgia membuat orang-orang merasa dicintai dan dihargai, meningkatkan persepsi kehangatan serta dukungan di saat sedang kesepian,". Jadi bernostalgia itu penting, asal jangan kemudian terjebak pada masa lalu dan enggan melangkah menuju masa depan.
Selasa, 11 April 2017
Jembatan Jatimulyo Baru
(Jembatan Jatimulyo Baru)
perhatikan dengan teliti, dimanakah saya??☺☺☺
Pernah dengar Perumahan Jatimulyo
Baru??
Sayang sekali jika kalian belum
pernah melewati perumahan itu, atau sekedar pernah mendengarnya. Perumahan Jatimulyo Baru, masuk dalam wilayah Kelurahan
Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Kota Jogja. Perumahan ini terletak di pinggir Sungai
Winongo. Yang aneh jika biasanya kita melihat sungai mengalir dari utara
(Gunung Merapi) menuju Selatan (Bantul), Sungai Winongo yang melintasi
Jatimulyo Baru justru terlihat menuju utara. Ini terjadi karena sungai Winongo memiliki
alur yang berkelok-kelok. Dan tepat di Jatimulyo Baru, alur sungai membentang
dari selatan ke utara, sehingga yang terlihat Sungai Winongo ini justru menuju Gunung
Merapi (Utara).
Di atas sungai ini membentang
sebuah jembatan yang terbilang tua (berusia sekitar 34 tahun, mungkin lebih). Jembatan
ini memiliki panjang sekitar 12 meter, dan lebar 3 meter dengan pilar cukup
besar ditengah bawah jembatan. Menurut cerita tokoh masyarakat setempat,
jembatan yang disebut warga sebagai Jembatan Jatimulyo Baru (ada pula yang
menyebutnya Jambatan Karangrejo) ini dibuat oleh siswa SMK yang waktu itu
praktik kerja di BLPT tahun 1982. Sungguh luar biasa....anak SMK saja bisa
membuat konstruksi jembatan sekuat ini.
Namun beberapa tahun terakhir yang
selalu terdengar bukanlah cerita tentang kekuatan jembatan, melainkan masalah
yang ditimbulkan oleh jembatan Jatimulyo Baru. Pilar ditengah jembatan sering
menjadi penghalang Sampah-sampah yang terbawa arus sungai sehingga terkumpul di
tengah jembatan. Ketika sampah menumpuk ditengah jembatan, air sungai menjadi
terhalang sehingga air membludak dan membanjir rumah-rumah warga, termasuk
rumah saya. Tak hanya itu, seiring menuanya usia jembatan Jatimulyo Baru,
konstruksi jembatan semakin ringkih. Padahal jembatan ini dilalui oleh berbagai
macam kendaraan, mulai dari sepeda onthel sampai truk. Terakhir jembatan ini
dilalui oleh mobil pemadam kebakaran, saat salah satu rumah warga di Perum
Jatimulyo Baru terbakar akibat korsleting listrik.
Belum lama ini ada survey yang
dilakukkan oleh tim sekolah vokasi UGM terhadap kelaikan jembatan Jatimulyo
Baru. Hasilnya jembatan Jatimulyo Baru harus ditutup karena berpotensi runtuh. Karena
tak mau mengambil resiko, perangkat kecamatan langsung menutup jembatan dengan
memasang bus beton ditengah jembatan. Namun disitulah muncul masalah.
Penutupan jembatan dianggap
menghalangi akses transportasi warga, bahkan dapat mengganggu perekonomian. Hal
ini terjadi karena warga Perum Jatimulyo Baru kebanyak membeli barang –barnag kebutuhan
sehari-hari di warung kelontong yang ada
di seberang jembatan Jatimulyo Baru. Beberapa kali bus beton yangterpasang di
tengah jembatan tiba-tioba berpindah tempat. Di waktu siang bus benton
terpasang ditengah jembatan, namun keesokan paginya bus beton sudah berada
dipinggir jalan. Hal itu terjadi beberap kali, sehingga Ketua RW setempat
sampai menyemen bus beton agar tidak dipindah orang. Namun rupanya ada saja
ulah orang-orang yang tidak puas dnegan penutupan jembatan. Mereka mencari cara
agar bus beton dipindahkan agar jembatan bisa tetap dilalui. Hal ini sampai
berakibat pada terjadinya konflik horisontal antar warga yang menyetujui
penutupan jembatan dnegan warga yang menolak penutupan jembatan. Warga yang
menolak jembatan ditutup meminta agar jembatan tetap dibuka sampai ada
kepastian jembatan akan dibangun oleh Pemkot Yogyakarta (sampai saat ini
kepastian tersebut tidak jelas). Sementara warga yang menyetujui jembatan
ditutup kebanyakan hanya pasrah, menerima saja bahwa kondisi jembatan Jatimulyo
Baru sudah tidak laik sehingga dapat tiba-tiba saja runtuh.
Kita lupakan konflik antar warga
Perum Jatimulyo Baru. Cerita unik terkait jembatan Jatimulyo Baru justru
berasal dari masyarakat diseberang jembatan, yakni kampung Kricak. Bagi warga
di kampung kricak yang kebanyakan merupakan warga kurang mampu jembatan adalah
media komunikasi. Disaat warga yang tergolong mampu bisa mendirikan kamar mandi
dan WC di rumah, warga tidak mampu melakukan kegiatan MCK justru disungai Winongo
ini. Dan tempat favorit BAB mereka adalah dibawah jembatan. Beberap kali saya
mengamati orang yang sama selalu menuju bawah jembatan diwaktu yang setiap
harinya. Saya pernah iseng menengok kebawah jembatan, ternyata ada 2-3 orang
yang BAB bersamaan, berdekatan. Mereka justru tidak ada rasa canggung. Dan ketika BAB
bersama itu mengalirlah segala informasi, mulai dari gosip sampai berita
terbaru yang terjadi di lingkungan mereka. Konon dibawah jembatan itu pula anak-anak
muda Kampung Kricak berpesta miras hingga melakukan hubungan seksual dengan
pasangannya. Untuk yang terakhir ini seorang teman pernah memergoki. Maklum kondisi
dibawah jembatan gelap dan tertutup rumput yang tinggi.
Saya pernah diajak musyawarah
tentang rencana pembangunan jembatan
baru Jatimulyo Baru ini. Jembatan baru akan dibuat dengan panjang sekitar 15
meter dan lebar 4 meter, sedangkan pilar dibawah jembatan akan dihilangkan. Selain itu
kiri dan kanan jembatan juga akan dibersihkan. Artinya akan dilakukan
normalisasi dan pembersihan lumpur, batu, dan rumput yang menutupi bawah
jembatan hingga radius 10 meter dari jembatan. Pembangunan jembatan baru sendiri rencananya akan dimulai pertengahan tahun 2017 ini dengan lama
pengerjaan sekitar 5 bulan.
Yang membuat saya risau, lalu dimana mereka yang terbiasa
“nongkrong” dibawah jembatan harus mengungsi selama proses pembangunan
jembatan?. Dimana pula anak-anak muda hendak berpesta miras dan menyalurkan
libido seksualnya tanpa gangguan? Akankah komunikasi yang telah terbangun akan menjadi terganggu??
Mungkin saya perlu bantuan seorang
profesor di kampus saya mencari jawaban atas pertanyaan ini: ADA MASALAH??
Senin, 10 April 2017
Untuk Bumi
Bumi adalah kisah ironi
Bumi tempat kita hidup, sekaligus menanti kematian
Bumi tempat kita belajar berbagi, sekaligus belajar mengenai
keserakahan
Bumi tempat kita mencintai pemberian NYA, sekaligus Menolak NYA
Bumi tak pernah meminta, namun ia selalu mengambil miliknya dengan
tiba-tiba
Tapi aku mencintai Bumi, karena Ia yang menyadarkan
bahwa aku hanya manusia
Openspace, 10 April 2017
Minggu, 09 April 2017
Pak RT dan Kucing
(sumber :@ankankers)
Pak RT sedang berleha-leha, tiduran di atas dipan bambu yang ada di teras rumahnya. Tiba-tiba
ponsel yang disimpan dicelananya bergetar. Sebuah pesan masuk di WA grup RT
27.
Bu Joko : pak RT, Juki kucing saya sedang berahi, tolonggg....
Pak Rt : Terusss??
Bu Joko : apa pak RT punya kenalan yang kucingnya mau
dikawinkan dengan Juki? Saya gak tega ngeliat Juki meraung-raung sambil ngejar-ngejar
Ifah, anak ku wedok.
Pak RT diam.
Tiba-tiba pesan lain muncul di WA.
Bu Bambang : aduh maaf jeng aku gak bisa bantu, Jeni baru 2 minggu lalu
melahirkan dengan operasi sesar. Aku gak tega kalo Jeni kawin lagi, pasti sakit
sekali. Kemarin pas sesar aku sampe habis 10 juta lho jeng. Habisnya Pak
Bambang gak berani bertindak, waktu negliat anaknya Jeni keluar hanya kakinya thok!. Trauma jeng aku...,tau sendiri
kan dulu anaknya Jeni meninggal gara-gara pas melahirkan gak ditolong dokter.
Bu Joko belum membalas, pesan WA lain muncul. Kali ini dari
Bu Agus.
Bu Agus : Ya udah jeng, Juki kawinkan dengan Debora aja. Kebetulan
Debora juga udah masanya kawin. Dia juga pasti lagi horni, soalnya kemarin si Tami
barusan dikawinin sama kucing garong, gak tau tuh kucingnya siapa. Tiba-tiab
aja ada kucing kampung yang datang ke rumah langsung ngajak kawin Tami gitu. Kawinnya
diatas genteng lagi..Berisik banget
Bu Joko : Ih makasih lho bu Agus. Tapi kapan ya Debora mo
dikenalin dengan Juki?
Bu Agus : Monggo mawon, saya besok selo kok... mungkin Debora dan dan Juki perlu PDKT dulu hihihi.. eh Debora kan belum pernah kawin, nanti gimana ya kawinnya?
Bu Joko : kawinnya ya biasa lah Bu, kayak Bu Agus gak tau
aja xixixix....
Bu Agus : xixixixi.....Eh iya, jeng nanti kalo Debora bunting terus anaknya
gimana ? siapa yang mau ngurus? Aku wegah loh nek dikon ngurus dewe
Bu Joko : Gini aja, Debora kan kucing persia, kalo Juki kucing
siam, mesti anaknya lucu banget ya..imut-imut. Nah kalo anaknya cewek biar aku
yang melihara, tapi kalo cowok Bu Agus yang melihara. Gimana?
Bu Agus : OK jeng. Deal. Tapi kalo aku sebenerya pengen
ngasih anaknya Juki dan Debora ke orang lain. Kira-kira siapa ya yang mau?
Pak RT diam.
Sebuah pesan masuk, kali ini dari Bu Yosi. Si janda
kembang.
Bu Yosi : Jeng jangan lupa sebelum kawin kucingnya dimintain
surat pengantar ke Pak RT nanti dikira kumpul kebo. Kasian kan anak-anaknya kalo tetangga pada ngomongin mereka anak haram.
Pak RT langsung gigit HP dan teriak memanggil istrinya “ Bu
Neeee, opo yo koyo ngene urusane RT??”
Sabtu, 08 April 2017
lupakan libur. selow saja
Selamat berakhir pekan :-)
Pesan garing itu muncul di layar pesan WA saya pagi tadi. Akhir pekan memang
identik dengan mengendurkan urat syaraf, dan apalagi kalau bukan menjalani
ritual LIBUR. Libur adalah candu! Sekali kamu bersekongkol dengan pikiranmu untuk
menerima libur sebagai kebutuhan, maka kamu selamanya akan terjebak pada rutinitas libur. Saat kamu sudah terperangkap, maka selamanya kamu akan diperbudak oleh aktivitas
bernama liburan. Dan bila kamu menyadarinya, kekuatan besar dibalik ideologi
liburan adalah jeratan kapitalisme yang membuatmu semakin tak berdaya.
Dulu libur
adalah kegiatan sederhana. Beristirahat setelah lelah menjalani rutinitas
selama seminggu. Namun kini libur memiliki makna yanglebih luas, yakni bagaimana
kamu menikmanti libur. Lebih jauh lagi libur bukan sekedar di rumah, namun
dengan siapa kamu menghabiskan libur mu. Akhirnya libur pun tak cukup hanya
sehari. Kita akan mencari-cari cara agar libur sebagai hak bisa bertambah,
sementara kewajiban sebagai syarat utama sebelum menerima hak sebisa mungkin
dikurangi. Libur pun menjadi makna jamak, berakhir pekan. Jumat, Sabtu dan Minggu.
Disaat penanda di kalender menunjukkan hari kejepit (biasanya kamis hingga
senin) maka kita akan mencari-cari alasan agar bisa menambah waktu libur. Kita
pun meminta izin cuti, hingga beralasan sakit bila izin tidak didapat. Bahkan jika
perlu nekad membolos.
Apakah benar ada koherensi antara banyaknya hari libur dengan
produktivitas, atau lebih jauh lagi libur dengan prestasi. Bisa jadi Ya, namun
bisa juga Tidak. Inilah dilema manusia moderen. Manusia yang hidup di abad ini. Asumsinya
dengan menjalani hidup di hari senin hingga kamis/jumat, maka tubuh perlu di re-charge
agar bisa kembali fresh di awal minggu berikutnya. Begitu seterusnya.
Ada ungkapan,
libur hanya menjadi hal yang sia-sia jika dibiarkan berlalu tanpa makna. Bila demikian,
makna libur menjadi lebih penting dari makna bekerja. Seorang motivator yang
namanya mulai meredup pernah berkata” sebaik-baiknya libur, lebih baik libur
yang tetap memberi manfaat” hemmmm...apa ini artinya demi mendapatkan manfaat libur
kita harus “mencari-cari kegiatan lain” saat libur. Jika demikian, libur pada
akhirnya bukanlah libur. Karena libur hanyalah mitos.
Kalau saya, mari lupakan libur. Selow saja, cukup.
Openspace
8 April 2017
Jumat, 07 April 2017
Tempat Curhat ABG galau
Sebulan terakhir saya punya profesi baru, jadi tempat curhat
ABG galau. Sebuah profesi yang sangat tidak prestisius.
galau/ga·lau/ a, bergalau/ber·ga·lau/ a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran) (KBBI)
Awalnya gara-gara ada anak magang di kantor saya yang
menangis bombai. Sebut saja namanya Lia (bukan nama sebenarnya). Lia seorang
siswi SMK jurusan broadcasting di Bengkulu. Ia mengikuti kerja praktek di
tempat saya bekerja sebagai salah satu syarat kelulusan sekolah. Waktu
itu saya sedang sendirian di kantor dan melihat Lia sedang dipojok salah satu
ruangan, sementara teman-teman yang lain sudah pada pulang. Dari bahasa tubuhnya
saya melihat Lia sedang menangis. Karena penasaran saya pun mencoba mendekatinya
dan bertanya ada apa? Tapi Ia hanya diam. Tak mau menjawab, malah semakin keras
menangis. Merasa ada yang salah, saya pun mengusap pundaknya. Saya lanjut
berkata, “kalo emang gak mau ngomong ya udah, yang sabar ya”. Lalu saya
tinggalkan Lia sendirian.
Sejam berlalu, saya dengar suara langkah kaki turun dari
tangga. Rupanya Lia hendak pulang. Lalu saya menyapa,” Apa kamu baik-baik saja?”
Lia malah mendekati saya dan kembali menangis.
Akhirnya saya suruh dia duduk disamping saya dan saya minta ia cerita sambil saya
mengetik di depan komputer. Akhirnya berceritalah dia tentang kangennya dia
pada orang tuanya yang berada di Bengkulu dan masalahnya dengan teman
laki-lakinya. Dia bingung ingin cerita pada siapa karena di Jogja, ia tidak
kenal siapa –siapa. Sebagai mantan anak kost saya bisa
memahami yang dirasakan Lia. Memang gak mudah jadi anak kost, apalagi kalo tidak punya teman dekat, dan waktu jatuh sakit tidak punya uang untuk berobat. Untung saja selama jadi anak kost, sakit
yang saya derita hanya perut kembung dan masuk angin karena terlambat makan. Akhirnya
setelah Lia selesai cerita, saya pun hanya mengatakan kata-kata klise yang akan
selalu saya ucapkan pada teman-teman saya yang punya masalah: “sabar ya…memang
hidup itu gak selamanya mudah”. Lalu saya suruh Lia pulang.
Beberapa hari berlalu saya tidak bertemu Lia. Saya pun sudah
lupa kejadian malam itu. Sampe suatu malam saya dibuat kaget karena ternyata
Lia belum pulang lantaran menunggu saya. Aduuhhh ada apa lagi ini?. Kali ini ia
curhat namun tidak dengan menangis, melainkan dengan cerita bahagia. Dia ceritakan
semua tentang keluarganya, tentang teman cowoknya, tentang hal-hal yang dia
lakukan selama magang. Sebetulnya saya juga gak ambil pusing dengan apa
yang diceritakannya. Tapi yah dari pada sendirian didepan computer maka saya
dengarkan saja curhatannya yang ngalor ngidol, sambil sesekali saya merespon
dengan senyum kecil dan deheman.
Akhirnya selama hampir sebulan saya harus pulang lebih larut
karena harus mendengarkan curhatan anak ABG ini ketika kantor sudah sepi. Seperti
biasa, terkadang Lia bercerita sambil menangis, besoknya ia bercerita dengan
gembira. Ahh, dasar anak ABG yang galau, kata saya dalam hati. Seperti biasa
saya tidak pernah memberi saran. Hanya jadi tempat curhat. Kalau pun ada saran
yang saya berikan, hanya kata-kata klise yang ada di buku-buku motivasi.
Dan besok adalah hari terakhir Lia magang. Hari ini saya melihat
senyumnya lebih bahagia karena akan bertemu dengan teman-teman dan keluarganya,
meski suaranya agak bergetar waktu berpamitan dengan rekan-rekan di kantor.
Ahhh hidupmu masih panjang Lia. Nikmatilah.
Pembela Tanah Air, Jogja
7 April 2017
Kamis, 06 April 2017
Kritik Berbuah Makar
Perkenalkan nama saya Raden Ndelogo.
Nama lengkap saya Raden Mas Suryaning Roso Ndelogo Mentaram ing Kalawengi bin Kampret.
Hoho... tolong abaikan nama belakang saya kalau itu terasa aneh. Sejujurnya itu
adalah nama pemberian ayah saya seorang ningrat di tanah jawa. Nama itu konon diperoleh
dari eyang buyutnya yang mendapat wangsit bahwa keturunannya harus memakai nama
bertuah itu. Dan saya adalah generasi keempat klan kampret yang setia pada dunia intelektual dan perdukunan. Saya punya saudara
kembar bernama Donald Kampret. Ia baru saja menjabat sebagai presiden di negeri
yang terkenal Nauzubilah. Ayah kami
pernah bilang bahwa kami memang terlahir sebagai calon pemimpin terpilih. Yang saya
tidak paham bagaimana Ayah kami bisa tau itu. Tapi menurut saudara kembar saya,
Donald Kampret dirinya mencalonkan diri sebagai presiden karena mendapat
wangsit bahwa ia harus maju sebagi presiden agar membawa negeri Nauzubilah bisa
besar lagi. Dan ternyata ia memang terpilih sebagai presiden.
Dua
hari lalu saya menerima wahyu gusti alloh. Wahyu itu mengatakan bahwa saya harus
mencalonkan diri sebagai rektor di Universitas Gak Mudheng yang terkenal di
tanah jawa itu. Wahyu itu saya terima setelah menjalani kungkum di Sendang Amati Gento nan keramat, dan puasa hanya makan singkong hutan selama 40 hari 40 malam.
Dan benar saja, saat malam ke 40 saya menerima bisikan gaib, yang begini
kira-kira bunyinya”telolet...telolet, anakku aku memilih kamu sebagai penerus
tahta Universitas Gak Mudheng. Mulai saat ini tunjukkan dirimu agar orang-orang
tau siapa engkau dan memilih engkau “
Saya bisa merasakan harapan
orang-orang akan hadirnya satria pinilih, seperti saya. penyelidikan empiris saya
membuktikan, bahwa selama 2 tahun terakhir mahasiswa sudah jengah dengan Rara
Cemplug Wati, rektor Universitas Gak Mudheng yang menjabat saat ini. Baru
beberapa hari menjabat rektor, Cemplug Wati sudah bikin ulah dengan mengkhianati amanah
mahasiswa dengan menaikkan uang kuliah tunggal hingga 2 kali lipat. Ini sangat
bertentangan dengan filosofi Universitas Gak Mudheng yang dibanga-banggakan
sebagai kampus rakyat. Saya juga lihat Cemplug Wati tidak pro dengan rakyat
kecil. Sebelum Cemplug Wati menjabat, masyarakat sekitar kampus di
diperbolehkan berjualan dengan memanfaatkan ruas jalan sekitar kampus pada hari
sabtu dan minggu. Tapi kini tidak lagi. Alhasil itu memicu demonstrasi
besar-besaran dari pedagang yang mata pencahariannya terancam. Cemplug Wati juga
telah kebangetan menjual aset-aset universitas tanpa mendengar saran wali
amanat dosen. Apa–apa dijual, sedikit-sedikit dijadikan komoditas. Belum lama
ini Cemplug Wati menjual aset universitas berupa king-ground. Alasannya tidak
produktif. Lhadalah... bagaimana mau produktif kalau pihak universitas tidak
menempatkan pegawainya untuk mengelola tanah itu. Menjualnya saja itu sudah tindakan yang melanggar hukum.
Saya mengikuti suara wahyu untuk
menemui Wali Amanat Dosen untuk menyampaikan bahwa saya telah mendapat wahyu
sebagai rektor yang dinanti-nantikan oleh mahasiswa. Tentu saja saya juga telah
persiapkan 3 program kerja utama: yakni seleksi ketat bagi mahasiswa yang akan
masuk ke Universitas Gak Mudheng dan akan menurunkan uang kuliah bagi mahasiswa
S1,S2, dan S3 serta memberi beasiswa bagi mahasiswa yang tidak mampu. Caranya saya
akan mewajibkan semua perusahaan yang karyawannya merupakan alumni Universitas
Gak Mudheng untuk menjadi sponsor. Timba baliknya perusahaan bisa mendapatkan
karyawan dari lulusan berprestasi. Dua, saya akan perbaiki sistem rekrutmen dan
kerja dosen. Selama ini saya melihat semakin berkurangnya etika kerja. Banyak
dosen kucing-kucingan mencari proyek diluar kampus untuk memperkaya diri
sendiri. Alhasil mereka jadi tidak fokus mengajar dan tentu merugikan
mahasiswa. Di era saya menjabat nanti, hal itu tidak boleh lagi terjadi. Akan saya
beri sanksi tegas bagi dosen yang melakukan hal itu. Pecat jika perlu. Mau kaya
boleh tapi harus memperkaya universitas juga, dan hasilnya akan dikembalikan
juga untuk dosen. Tiga, saya akan menguatkan hubungan mahasiswa dan masyarakat
sekitar universitas. mahasiswa adalah corong universitas, sedangkan masyarakat
adalah jembatan universitas. Maksudnya dua entitas ini harus saling bersinergi. Contoh kecil, masyarakat bisa
menyediakan kamar kos atau kontrakan
bagi mahasiswa, dan kehadiran mahasiswa akan membuka banyak lapangan pekerjaan bagi
sekitar. Hasil penelitian/kerja lapangan mahasiswa juga harus bisa memembantu
menyelesaikan masalah sosial disekitarnya. Dengan keakraban dan keguyuban
yang terbangun dapat menghindarkan rasa superioritas dan eksklusivitas
mahasiswa yang justru merendahkan masyarakat yang tidak berpendidikan. Dengan demikian
mahsiswa terpacu untuk membantu mengangkat derajat hidup masyarakat sekitar
yang otomatis juga akan mengangkat derajat hidup mahasiswa itu sendiri.
Sayang ketika saya selesai
menyuarakan aspirasi ini, Wali Amanat Dosen justru memanggil pamong keamanan
universitas yang kemudian menangkap saya, dan kemudian menjebloskan saya ke penjara karena
saya dianggap melakukan makar.
Rabu, 05 April 2017
Berenang
Berenang,
Itu jawabku ketika seorang gadis
manis sebelah rumah bertanya hendak kemana pagi ini. Rabu pagi adalah jadwal saya
membakar lemak plus mengolah otot-otot lengan dan perut yang mulai mengendur
seiring kemakmuran tubuh. Kebetulan pula kuliah yang biasanya mengganggu jam
tenang di pagi hari ditiadakan. Asolole pokoknya.
Segera saja ku ambil tas punggung
lusuh pemberian kakak. Sabun cair, handuk, dan kacamata renang tersimpan rapi
didalamnya. Mungkin kalian bertanya, berenang kok gak bawa celana renang? Eittss,
celana renang tentu saja sudah “terpasang manis” ditempatnya sejak dari rumah. Saya
termasuk paling malas kalau harus
memakai celana renang di ruang ganti. Selain malas antre, juga takut kalau ada
yang mengintip saat saya ganti celana (suerrr ini pernah kejadian dan membuat
saya geram).
Renang adalah olahraga kesukaan
saya setelah jogging. Biasanya saya melakukannya dalam satu paket. Usai jogging
dipagi hari berlanjut dengan renang. Setelahnya tubuh akan terasa segar, dan
diakhiri dengan bobok manis. Kalau diingat-ingat, ke-bisa-an saya berenang
karena “kecelakaan”. Waktu itu kira-kira saat duduk dibangku SD di kompleks
rumah ada fasilitas kolam renang. Saya biasanya hanya cebar cebur dipinggir
kolam. Sampai kemudian seorang teman iseng menarik saya ketengah dan sayapun
nyaris tenggelam. Akhirnya entah bagaimana, saya mengerahkan segala daya upaya
dan gaya, dan akhirnya tubuh ini bisa bergerak ke pinggir kolam. Sejak itu saya
penasaran dengan gaya yang saya praktikkan itu. Akhirnya setiap berada di kolam
renang saya akan memberanikan diri ketengah kolam dan akhirnya saya pun bisa
berenang. Tapi sampe saat ini saya belum berani langsung nyebur ke kolam kaya
para actor memperagakannya di film-film.
Pilihan tempat renang favorit saya
saat ini adalah Umbang Tirto (Kridosono), karena selain murah juga pada pagi
hari tidak terlalu rame. Makanya saya selalu memilih renang di pagi hari. Setelah
menjadi mahasiswa Kajian Budaya dan Media UGM, saya jadi suka mengamati orang-orang
yang berenang. Dari hasil pengamatan dengan metode etnografi, saya menggolongkan
ada 4 tipe perenang.
- Tipe coba-coba. Tipe ini kebanyakan merupakan orang yang hanya iseng menghabiskan waktu di kolam renang. Biasanya mereka datang sendiri atau bersama temannya lalu berendam dipinggir kolam sambil matanya mengawasi sekitar. Gerakan renangnya hanya sekedarnya saja. Ketika ada lawan jenis mereka akan bergerak, mungkin biar dikira bisa berenang. Perenang tipe coba-coba ini jika menyukai atmosfer kolam renang yang didatangi, biasanya akan kembali lagi. Pakaian renang yang digunakan terbilang agak nyeleneh. Yang cowok pake celana boxer, yang cewek pake model terusan. Kadang ada juga cowok yang pake model terusan ini.
- Tipe penggembira. Tipe ini biasanya bapak-bapak dan ibu-ibu tua usia 50 tahun ke atas. Mereka lebih banyak ngerumpi daripada berenang. Yang dirumpiin macem-macem, mulai dari teman yang pelit, sampe anak yang dapat beasiswa. Uniknya tipe penggembira ini selalu mengaitkan sesuatu hal dengan hal lain. Misal kalo A pelit, pasti dikaitkan jadi sering sakit-sakitan. Kuping saya paling cepat panas kalau ketemu tipe ini.
- Tipe atlet. Ini orang yang benar-benar menjadikan renang sebagai olahraga rutin. otot-otot tubuhny aterlihat kencang hasil dari latihan. Biasanaya orang ini tidak banyak bicara. Begitu datang langsung nyebur ke kolam dan bolak balik mengelilingi kolam setelah itu selesai. Kayaknya saya (gagal) masuk tipe ini, karena renang bagi saya hanya sekedar hobi, makanya tubuh saya juga tidak pernah atletis.
- Tipe kejang-kejang. Ini tipe perenang paling ngeselin. Mulai dari nyebur sampai berenang di kolam seperti gak peduli dengan yang lain. Yang paling ngeselin gaya renangnya itu loh, model kejang-kejang. Asal tabrak sana tabrak sini. Alhasil membuat suara yang berisik dan cipratan airnya bisa mengenai orang yang jaraknya lebih dari 2 meter. Biasanya kalo perenang tipe ini muncul, yang lain langsung berhenti dulu, memberi kesempatan pada “sejenis ikan sapu-sapu” ini untuk lewat.
.
Selasa, 04 April 2017
I want to be (that) I wannabe
Apa sih cita-citamu ?
Apa impian yang ingin
kamu wujudkan dalam 15 tahun ke depan??
Pertanyaan ini bisa
jadi akan mengusik banyak orang. seringkali kita tidak terlalu peduli dengan
cita-cita, namun seiring berjalannya waktu, lambat laun, mau tidak mau kita
akan menghadapi dilema: ketika usia bertambah, lalu kamu mau jadi
apa?
Mengapa memikirkan
masa depan itu menjadi hal yang penting? karena masa depan bukanlah hal yang
datang tiba-tiba. Masa depan adalah hasil konstruksi ide dan tindakan plus
campur tangan semesta. Seperti dalam film Jurassic Park, ibarat dunia yang kita
masuki adalah wahana, maka manusia yang lengah akan tersingkir oleh buasnya
pemangsa. Tentu saja, pemangsa wujudnya bisa dalam beragam bentuk. Oleh
karena itu mempersiapkan diri itu perlu sebagai bekal menjalani hidup. Atau
jika sudah terlanjur, kita sebagai manusia perlu segera mengandalkan insting
dan akal budi, yang akan membantu memandu melewati kerasnya kehidupan.
Belajarlah dari masa
lalu agar tidak salah melangkah di masa mendatang. Demikian saran orang tua/
orang bijak.
Entah di masa
sekarang apakah masih ada orang naif yang mengatakan tidak peduli dengan masa
depan?. Dulu saya seperti itu. Saya hanya peduli dengan dunia saya, sampai
kemudian saya berhadapan dengan realita sesungguhnya. Perubahan zaman yang
membawa konsekuensi pada modernitas. Modernitas telah membawa kita pada hal-hal
diluar nalar. Ingin bisa memprediksi apa
yang akan terjadi di masa depan. Itu terjadi karena pengaruh media yang
berhasil mensimulasikan pikiran kita akan masa depan, sehingga kita pun
memiliki gambaran mental : seperti apa kita di masa depan?
Begitu takutnya kita
akan masa depan, seringkali justru membuat kita tidak berani melangkah. Untuk
membuat kita yakin dengan pilihan masa depan, kita pun sampai membutuhkan
bantuan jasa : perencana keuangan, perencana belajar, perencana pernikahan, dan
sebagainya.Seolah-olah ketika semua sudah direncanakan semua berjalan mulus.
Nyatanya?? manusia berusaha, Tuhan juga yang menentukan.
Tulisan kali ini bukan
untuk mengajak pesimis, sebaliknya mengajak memikirkan lebih dalam tujuan hidup
kita. Bahwa kita ada di dunia bukan sekedar lahir, hidup, dan mati, tetapi ada
yang lebih dari itu yakni memberi makna pada hidup kita. Makna tidak akan
terjadi tanpa ada proses pemaknaan yang mensyaratkan adanya perbuatan berpikir
dan bertindak secara konsisten. Karena itu pastikan pilihanmu.
when you want
something, the universe conspires in helping you achieve it (Paulo Coelho).
Percaya Tuhan atau tidak, mantra tersebut nyata.
Saya jadi teringat
ketika sekitar 12 tahun lalu, saat menjadi mahasiswa S1 saya punya cita-cita
menjadi jurnalis dan art worker serta memiliki bisnis sendiri (hahaha). Sambil
kuliah saya memperdalam bacaan jurnalistik dan nyambi sebagai desainer grafis
di Offset milik teman saya, berlanjut dengan membuka jasa rental komputer dan
percetakan kecil-kecilan. Sejak saat itu saya putuskan untuk tidak lagi
menerima kiriman uang bulanan dari orang tua. Semua kebutuhan hidup saya penuhi
sendiri. Singkatnya saya menjadi Boss bagi diri saya sendiri. Tapi keinginan
untuk mewujudkan impian sebagai jurnalis juga tidak serta merta padam. Setamat
kuliah saya pun mendaftar sebagai reporter di salah satu televisi swasta di
Jogjakarta, dan diterima. Suka duka sebagai jurnalis muda saya lalui, termasuk
berbagai "impossible task" yang umumnya akan ditolak oleh
teman-teman saya, tapi semua saya jalani dengan senang hati. Kehidupan
sebagai jurnalis dan art worker saling mengisi dihidup saya. Tapi pada akhirnya
saya harus memilih menitikberatkan pada bidang jurnalistik. Seiring berjalannya
waktu, saya menapaki jenjang karier sampai menjadi pemimpin redaksi di usia
masih sangat muda. Percaya atau tidak, ketika berhasil melewati satu rintangan,
akan muncul rintangan berikutnya yang tidak mudah, tapi hal itu sekaligus
menghantarkan saya pada sudut pandang yang lebih dewasa. Saya pun ingin
terus bergerak.
Panta Rhei, semua mengalir seperti air. Tak ada yang tetap kata
Filsuf Herakleitos. Ketika berada di puncak, saya merasa kejenuhan tidak bisa
menghentikan saya. Uang, sanjungan, berbagai fasilitas yang diperoleh selama
bekerja tak membuat saya bahagia, justru membuat saya bertanya lagi tentang apa
tujuan hidup dan makna kehadiran saya di dunia. Akhirnya dengan mantap saya
putuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan struktural saya, dan kembali
bernostalgia menjadi jurnalis Freelance di berbagai media sambil kuliah S2.
Kuliah lagi merupakan keinginan lama saya, namun baru bisa saya wujudkan
di tahun 2016. Jujur saya agak menyesal mengapa tidak dari dulu saya melanjutkan kuliah. Kini saya memulai lagi dari nol. Nekad? tidak, saya menyebutnya
pilihan yang memang saya inginkan. Ketika banyak orang bertanya apa tujuan
hidupmu? Maka jawabannya saya hanya ingin menjadi orang yang berguna untuk
semua orang, dengan cara saya. Saya tidak ingin hanya mencari uang namun juga berjihad
dengan ilmu saya, berbagai dan membantu banyak orang. Pada 1 januari 2017 saya mendirikan
Openspace sebagai tempat menimba, belajar, dan berbagi pengetahuan yang saya
peroleh dari semesta. Melalui Openspace saya membongkar pikiran dan kesadaran
saya dalam memahami hidup. Keinginan saya 15 tahun kedepan adalah membesarkan
Openspace sebagai cara saya menjadi orang yang merdeka dan berguna. That’s I
want to be (that) I wannabe. May God Blessed!!
Pembela Tanah Air,
Jogja
04 April 2017
Senin, 03 April 2017
Gejolak masa kanak-kanak
03/04/17 hari ini rasanya seperti On Fire, ada perasaan yang mengarahkan saya pada gejolak masa kanak-kanak yang selalu membuncah dalam otak saya. Ditengah derai hujan, para pengendara sepeda motor berhenti. Jalan-jalan terasa sedikit lengang. Orang-orang dewasa, nampak begitu takut dengan basah. Mereka menepi untuk berteduh. Mereka yang berpasangan pun meski tubuhnya berdekatan, hanya diam. Hujan telah membatasi gerak mereka. Tak ada gelak tawa ceria anak-anak yang begitu bahagia manakala hujan justru membasahi tubuh, Saat air pekat bercampur lumpur mengenai pakaian. Sewaktu kecil, main mandi hujan (hujan-hujanan) adalah ritual saya. Dan biasanya bapak akan memarahi saya dengan memberi hukuman. Tapi saya tak pernah kapok mengulanginya. Selalu saja ada moment untuk mengulangi ritual hujan-hujanan itu, apalgi ketika bersama teman.
Kemudian setelah memasuki jenjang SMP rasa sungkan berhujan-hujanan mulai muncul dalam diri saya. Saat itu yang terpikir, "saya sudah bukan anak-anak lagi, malu!" atau "waduh kalau basah, bisa masuk angin deh" dua hal yang nampaknya tidak pernah terpikir di masa saya menjadi kanak-kanak. Pernah sesekali saya mencoba melepaskan pikiran saya itu dengan nekad hujan-hujanan, dan tentu saja orang melihat saya dengan "takjub". Disini terjadi proses pemahaman yang melibatkan kuasa seperti yang disampaikan Michel Foucault tentang kekuasaan. Karena saya dewasa maka saya menilai orang dewasa dengan standar saya. Orang dewasa itu blabalabla, jadi kalau tidak blablabla maka tidak normal.
Anak-anak VS Dewasa
Sekalipun menjadi anak-anak adalah tahapan alami dalam hidup, seringkali kita menggolongkannya sebagai hal yang terpisah dan tak berhubungan. "ah, itu kan masa lalu, masa saya kecil dulu" demikian sering kita dnegar ketika mengingat hal-hal yang terjadi di masa kanak-kanak yang sering kita sebut "masa kegelapan" hehe...Mana ada orang yang lahir ke dunia langsung menjadi dewasa tanpa melewati fase menjadi anak-anak.Mungkin kita tak menyadari bahwa cara kita mengalami didikan orangtua akan sangat berpengaruh pada kehidupan kita di masa kini.
Saya punya teman yang anaknya sudah kelas 5 SD. Badannya bongsor. Pada suatu ketika anak teman saya itu harus mengikuti kegiatan outing class. Setelah selesai kegiatan, ada waktu untuk masing-masing anak membersihkan diri (mandi). Saat giliran anak teman saya berada di kamar mandi, lama sekali tak terdengar suara sampai kemudian gurunya mengetuk kamar mandi. Ketika pintu dibuka, guru ini heran, mengapa sang anak di kamar mandi hanya diam, Dan jawaban yang keluar sungguh sangat menohok orang tua "saya tidak tahu bagaimana cara mandi". Jawaban yang nampaknya diluar dugaan, namun itulah yang terjadi.
Jadi jangan sepelekan masa kanak-kanak. tapi jangan paksakan anak-anak berpikir dengan cara orang dewasa. Memang ada relasi kuasa yang dominan dari orang dewasa terhadap anak-anak. Karena anak-anak mahluk lemah, maka mudah sekali diintimidasi oleh mereka yang dewasa. Kalau kita yang dewasa tidak mau diintimidasi, sesekali cobalah kembali ke masa kanak-kanak, dan anak-anak diberi kesempatan mengekspresikan diri secara orang dewasa. Lalu rasakan sendiri. Coba saksikan clip berikut dan pahami bagaimana orang dewasa juga perlu bertingkah seperti anak-anak, dan kalian mungkin akan terperangah ketika itu dipraktikkan.
Langganan:
Postingan (Atom)