Kamis, 06 April 2017

Kritik Berbuah Makar

Perkenalkan nama saya Raden Ndelogo. Nama lengkap saya Raden Mas Suryaning Roso Ndelogo Mentaram ing Kalawengi bin Kampret. Hoho... tolong abaikan nama belakang saya kalau itu terasa aneh. Sejujurnya itu adalah nama pemberian ayah saya seorang ningrat di tanah jawa. Nama itu konon diperoleh dari eyang buyutnya yang mendapat wangsit bahwa keturunannya harus memakai nama bertuah itu. Dan saya adalah generasi keempat klan kampret yang setia pada dunia intelektual dan perdukunan. Saya punya saudara kembar bernama Donald Kampret. Ia baru saja menjabat sebagai presiden di negeri yang terkenal Nauzubilah.  Ayah kami pernah bilang bahwa kami memang terlahir sebagai calon pemimpin terpilih. Yang saya tidak paham bagaimana Ayah kami bisa tau itu. Tapi menurut saudara kembar saya, Donald Kampret dirinya mencalonkan diri sebagai presiden karena mendapat wangsit bahwa ia harus maju sebagi presiden agar membawa negeri Nauzubilah bisa besar lagi. Dan ternyata ia memang terpilih sebagai presiden. 

Dua hari lalu saya menerima wahyu gusti alloh. Wahyu itu mengatakan bahwa saya harus mencalonkan diri sebagai rektor di Universitas Gak Mudheng yang terkenal di tanah jawa itu. Wahyu itu saya terima setelah menjalani kungkum di Sendang Amati Gento nan keramat, dan puasa hanya makan singkong hutan selama 40 hari 40 malam. Dan benar saja, saat malam ke 40 saya menerima bisikan gaib, yang begini kira-kira bunyinya”telolet...telolet, anakku aku memilih kamu sebagai penerus tahta Universitas Gak Mudheng. Mulai saat ini tunjukkan dirimu agar orang-orang tau siapa engkau dan memilih engkau “

Saya bisa merasakan harapan orang-orang akan hadirnya satria pinilih, seperti saya. penyelidikan empiris saya membuktikan, bahwa selama 2 tahun terakhir mahasiswa sudah jengah dengan Rara Cemplug Wati, rektor Universitas Gak Mudheng yang menjabat saat ini. Baru beberapa hari menjabat rektor, Cemplug Wati sudah bikin ulah dengan mengkhianati amanah mahasiswa dengan menaikkan uang kuliah tunggal hingga 2 kali lipat. Ini sangat bertentangan dengan filosofi Universitas Gak Mudheng yang dibanga-banggakan sebagai kampus rakyat. Saya juga lihat Cemplug Wati tidak pro dengan rakyat kecil. Sebelum Cemplug Wati menjabat, masyarakat sekitar kampus di diperbolehkan berjualan dengan memanfaatkan ruas jalan sekitar kampus pada hari sabtu dan minggu. Tapi kini tidak lagi. Alhasil itu memicu demonstrasi besar-besaran dari pedagang yang mata pencahariannya terancam. Cemplug Wati juga telah kebangetan menjual aset-aset universitas tanpa mendengar saran wali amanat dosen. Apa–apa dijual, sedikit-sedikit dijadikan komoditas. Belum lama ini Cemplug Wati menjual aset universitas berupa king-ground. Alasannya tidak produktif. Lhadalah... bagaimana mau produktif kalau pihak universitas tidak menempatkan pegawainya untuk mengelola tanah itu. Menjualnya saja itu sudah tindakan yang melanggar hukum.

Saya mengikuti suara wahyu untuk menemui Wali Amanat Dosen untuk menyampaikan bahwa saya telah mendapat wahyu sebagai rektor yang dinanti-nantikan oleh mahasiswa. Tentu saja saya juga telah persiapkan 3 program kerja utama: yakni seleksi ketat bagi mahasiswa yang akan masuk ke Universitas Gak Mudheng dan akan menurunkan uang kuliah bagi mahasiswa S1,S2, dan S3 serta memberi beasiswa bagi mahasiswa yang tidak mampu. Caranya saya akan mewajibkan semua perusahaan yang karyawannya merupakan alumni Universitas Gak Mudheng untuk menjadi sponsor. Timba baliknya perusahaan bisa mendapatkan karyawan dari lulusan berprestasi. Dua, saya akan perbaiki sistem rekrutmen dan kerja dosen. Selama ini saya melihat semakin berkurangnya etika kerja. Banyak dosen kucing-kucingan mencari proyek diluar kampus untuk memperkaya diri sendiri. Alhasil mereka jadi tidak fokus mengajar dan tentu merugikan mahasiswa. Di era saya menjabat nanti, hal itu tidak boleh lagi terjadi. Akan saya beri sanksi tegas bagi dosen yang melakukan hal itu. Pecat jika perlu. Mau kaya boleh tapi harus memperkaya universitas juga, dan hasilnya akan dikembalikan juga untuk dosen. Tiga, saya akan menguatkan hubungan mahasiswa dan masyarakat sekitar universitas. mahasiswa adalah corong universitas, sedangkan masyarakat adalah jembatan universitas. Maksudnya dua entitas ini harus saling  bersinergi. Contoh kecil, masyarakat bisa menyediakan kamar kos  atau kontrakan bagi mahasiswa, dan kehadiran mahasiswa akan membuka banyak lapangan pekerjaan bagi sekitar. Hasil penelitian/kerja lapangan mahasiswa juga harus bisa memembantu menyelesaikan masalah sosial   disekitarnya. Dengan keakraban dan keguyuban yang terbangun dapat menghindarkan rasa superioritas dan eksklusivitas mahasiswa yang justru merendahkan masyarakat yang tidak berpendidikan. Dengan demikian mahsiswa terpacu untuk membantu mengangkat derajat hidup masyarakat sekitar yang otomatis juga akan mengangkat derajat hidup mahasiswa itu sendiri.


Sayang ketika saya selesai menyuarakan aspirasi ini, Wali Amanat Dosen justru memanggil pamong keamanan universitas yang kemudian  menangkap saya, dan kemudian menjebloskan saya ke penjara  karena saya dianggap  melakukan makar.


2 komentar: