Senin, 27 November 2017

Tentang Barista Cewek




Dulu saya tak pernah membayangkan kalau di Jogja akan ada barista cewek. Maklum saja dari sekian coffee shop yang pernah saya kunjungi, pembuat dan penyaji kopinya semua laki-laki. Kalaupun ketemu cewek di situ ya mereka memang pelanggan di coffee shop itu, atau kalau enggak ya teman perempuan dari si barista cowok. 
Dulu kalau melihat  mahluk wanita ada di coffee shop ibarat"gula" dalam kopi. Menghilangkan rasa pahit kopi sekaligus mengacaukan rasa kopi yang otentik. Namun kini wanita bukan hanya menjadi konsumen coffee shop melainkan barista nya. Tentu ini hal bagus karena akan mendorong tumbuh dan berkembangnya bisnis per-kopi-an di Indonesia. Meski barista cewek kini  mulai bermunculan dengan kreativitas masing-masing, tapi menurut saya belum bisa "menggantikan" barista cowok. Mungkin saja saya salah karena menggeneralisir.
Ada dua hal terkait pendapat saya itu. Pertama, Barista lebih dari sekedar pembuat dan penyaji kopi. Barista adalah seniman!.  Setidaknya ada dua coffee shop yang ketika saya kunjungi bertemu dengan seorang wanita berkostum barista. Yakni di coffee shop sekitar Tugu dan di Jl. Suryodiningratan.Tapi sejujurnya saya juga  ragu apakah wanita tersebut merupakan barista. Karena meski cewek tersebut memakai apron khas barista yang saya lihat ia hanya menjadi pengantar kopi pesanan saja. Sementara yang meracik dan mengolah kopi tetap cowok. Mungkin saja waktu saya datang "barista cewek"  tersebut lagi malas ngeliat saya jadi gak mau unjuk kebolehan di depan saya.
hmmm...

Kedua, Barista adalah pekerjaan profesional yang membutuhkan pengetahuan dan dedikasi. Beberapa kali saat mengunjungi  festival kopi saya melihat cewek yang menggunakan apron khas barista tapi minim pengetahuan tentang kopi. Sederhana saja misalnya saat ditanya, mengapa suhu ideal menyeduh kopi harus dibawah 90 derajat celcius? eh jawabannya malah nge-les dan dianya malah bertanya ke rekannya yang barista cowok. Mungkin saja barista cewek itu baru belajar.
Tetapi pemandangan yang saya amati di festival kopi sepertinya beberapa booth coffee shop sengaja memajang "barista cewek" hanya untuk menarik perhatian pengunjung agar datang. selanjutnya ya barista cowok yang melayani. Saya jadi berpikir jangan-jangan   barista cewek hanya menjadi  korban eksploitasi dari si pemilik coffe shop untuk menarik pengunjung yang ujung-ujungnya supaya pengunjung membeli kopi di coffee shop tersebut.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar