Kamis, 03 November 2016

Horor

Tiba-tiba saja saya ingin menuliskan tema ini: H.O.R.O.R
bukan karena ini malam jumat (kliwon) tapi karena kejadian yang saya alami pagi tadi. Setelah bangun pagi, kewajiban saya untuk jalan-jalan dengan my lovely dog,miko. Kegiatan ini rutin saya lakukan di pagi hari, hitung-hitung untuk olah raga dan mencegah kaku otot. Rute yang saya lalui pagi ini seperti biasa. melewati perempatan jatikencana, ASMI Santa Maria lalu pulang. Pagi itu miko, sedikit agresif dan sebenarnya selalu menjengkelkan. Dia suka sekali pipis di tempat-tempat yang ada tiangnya. Sementara kalo pup selalu didepan rumah orang, biasanya pas orangnya didepan rumah. Kalo udah gitu kan saya yang jadi malu (wkwkwk)
Back to story, saat berada di depan SMAN 2, tiba-tiba ada anjing gede menghampiri kami. Miko dengan wajahnya yang lugu bermaksud menyapa (kan sesama anjing) tapi rupanya, anjing besar ini salah sangka dan langsung menyerang miko, hingga terjadi keributan. Meski miko berbadan kecil, tapi dia gak mau kalah mencoba melawan. Sampe akhirnya seorang ibu keluar dari rumah (kayaknya pemilik anjing besar itu) dia langsung melerai, tapi anjingnya tetap menyerang miko. Akhirnya miko saya tarik dan gendong, nahas tuh anjing besar malah gigit kaki kiri saya, sampe berdarah. Yang penting miko selamat. Karena khawatir kena rabies, saya pun segera segera membersihkan luka dan memeriksakan diri ke rumah sakit. Pikiran horor saya mencuat gimana nih kalo saya kena rabies. Di film-film kan digambarkan orang yang terinfeksi virus rabies akhirnya mati mengenaskan. dan SAYA GAK MAU ITU TERJADI PADA DIRI SAYA. Untung jawaban dokternya sedikit menenangkan, katanya Jogja bukan endemik rabies, tapi saya akan disuntik tetanus dan diberi anti-biotik. OK, gak papa. Lalu tibalah saat membayar jasa rumah sakit. Total rp.350.000,-
Rasa jengkel muncul sama pemilik anjing besar itu, kenapa punya anjing kok dilepas sampe mencelakai anjing lain bahkan orang lain. Sebagai pendukung Animal Friend Jogja yang terpikirkan di benak saya, ya yang keterlaluan bukan anjingnya, tapi emang pemiliknya. anjing ya tetap anjing. Pemiliknya yang seharusnya punya tanggung jawab sama tuh anjing piaraannya.
Saya aja punya anjing, umur 6 bulan udah divaksin komplit, rutin grooming, makanan dan tindak tanduknya selalu jadi perhatian saya. Emang bener ungkapan, anjing itu bukan sekedar piaraan tapi bagian dari keluarga. Miko juga telah menjadi bagian dari keluarga kami.
Pesen saya, buat yang baca blog ini, milikilah hati pada apa yang kamu miliki.  So, pliss, jangan menjadi (pembuat) horor bagi orang lain.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar