Kamis, 17 November 2016

Memory that never forgotten

Pernahkah kalian bertemu dengan seseorang yang memanggil kita, namun setelah didekati ternyata kita bukan orang yang dia maksud (cari). Orang itu kemudian berkata “eh, maaf…saya kira temen saya. Habisnya mirip!”atau saat kita berjalan di keramaian ada orang yang mengatakan “wajahmu mirip banget dengan wajah temenku deh” blablabla…dst

Ini bukan mau bercerita (bahwa) mungkin kita termasuk wajah “pasaran” tetapi tentang “benarkah kita punya kembaran di kehidupan nyata ini?” atau memang reinkarnasi itu nyata?

Dulu sewaktu TK di bilangan Jakarta Timur, saya punya teman perempuan yang panggilannya “Iin”. Perawakannya kecil, tomboy dan ngegemesin. Seingat saya ia punya andeng-andeng (tahi lalat).inbgat ya, tahi lalat bukan tahi kebo…Saya sering menggodanya sampe kemudian kami “berantem” (tentunya ala anak-anak). Dasar anak-anak, kedekatan kami oleh teman-teman lain seusia kami dibilang “pacaran” what the hell….
Kemudian saat TK B, Iin pindah mengikuti orang tuanya. Waktu pun berlalu. Saya pindah ke Kalimantan, dan kemudian memutuskan untuk sekolah di Jogjakarta. Saat kuliah di Fakultas Filsafat UGM, pada waktu Opspek tingkat universitas (di UGM ada opspek universitas dan opspek fakultas) saya bertemu dengan seorang perempuan yang sepertinya saya ingat betul waktu kecil. Sempet deg-degan ketika bertemu dengannya. "apa ini Iin?" Raut wajahnya masih saya ingat betul. Terutama andeng-andeng kecil di pipinya. Pada hari terakhir opspek universitas kami dipertemukan dalam satu kelompok. Penasaran saya ajak ngobrol, dan kemudian ia memperkenalkan diri “iin, katanya”… Mak jegigig “benarkah ini Iin yang saya kenal waktu TK? Dia juga sempat berkata kalau saya mirip sekali dengan temannya. Tapi nama yang dia sebutkan bukan nama saya. Sayangnya saya tidak sempat menggali keterangan lebih lanjut makna dari perkataan itu. Perbincangan kami berakhir di hari terakhir Opspek itu. Dan sampai saat ini, saya tidak pernah bertemu lagi dengan perempuan bernama “Iin” itu.
Saat menempuh kuliah di filsafat, pertanyaan-pertanyaan tentang apa itu realitas?, apakah yang saya alami itu nyata?, mengapa saya hadir di dunia? Dan sebagainya menjadi pertanyaan besar saya hingga kini. Yang jelas saya selalu tertarik untuk mencari tahu benarkah kita sebenarnya punya “saudara kembar”, jangan-jangan teman kita saat ini sebenarnya merupakan teman dimasa lalu yang terlupakan?, atau jangan-jangan reinkarnasi benar-benar ada?. Mungkinkah kalian salah satunya??



Tidak ada komentar:

Posting Komentar