Ngomong-ngomong tentang idol atawa idola setiap orang pasti punya idola masing-masing.
Begitu juga dengan saya, antara arti kata idola dan sosok idola dalam hidup saya,
sebenarnya berubah-ubah. Sewaktu kecil idola saya adalah New Kids On The Block.
Kemudian saat remaja saya mulai tertarik pada Johny Depp dan Brad Pitt. Saya
mengidolakan Johny dan Brad justru sebelum mereka tenar seperti sekarang. Saya
suka dengan bang Johny saat ia berperan sebagai polisi remaja dalam serial 21 Jump
Street. Sementara saya mengidolakan mas Brad saat melihatnya di film
Thelma & Louise. Gara-gara mereka saya jadi mengenal konsep "mimikri" Hommi K Bhaba. Namun semakin saya mencoba identik dengan idola saya itu, semakin saya tidak mungkin menyamainya. Sampai saat ini banyangan mengenai idola-idola saya itu masih bertahan di memori
saya, namun hanya sebagai nostalgia kenangan
masa lalu. Kemudian seiring bertambahnya usia , saya masih melakukan pencarian siapa idola saya sesungguhnya.
Hingga sampe pada suatu titik saya berkata, idola saya sebenarnya adalah
orangtua saya sendiri.
Yup, ortu.
Kenapa ortu?
Jawabannya simpel namun ternyata butuh perenungan yang lama.
Mulai dari anak-anak sampe usia segini imutnya (hahaha) orang tua adalah sosok
yang menjadi panutan saya, yang secara tidak sadar membentuk diri saya seperti
sekarang.
Saya dibesarkan oleh bapak yang disiplin militer namun
demokratis, berpadu dengan ibu yang keras namun nyeni. Sejak kecil saya hidup
berpindah-pindah mengikuti penugasan dari tempat kerja bapak. Dari SD saya sudah terbiasa hidup jauh
dari keluarga, khususnya dengan kakak-kakak saya. SMP saya sudah nge-kost di
Jogja hingga saat sekarang saya memilih tinggal di kota (konon) berbudaya ini. Ketika
menjalani hidup di perantauan ini yang selalu saya ingat adalah pesan orang tua
saya. Saat mengalami sakit, sedih, gembira, hingga lupa daratan yang membuat
saya tegar karena rasa cinta dan sayang saya pada kedua orang tua saya. Meski
secara fisik kedua ortu tidak ada didekat saya tapi saya selalu merasa mereka
dekat dan selalu memotivasi saya. Hal itulah memberi kekuatan pada saya untuk
terus mencoba dan berbuat sesuatu, paling tidak untuk melakukan hal-hal yang baik untuk saya sendiri. Sampe saat ini pun
saya masih terus berupaya menjadi
manusia yang lebih baik lagi, karena orang tua saya yang menjadi idola saya. Bahkan meski sekarang bapak saya sudah gak ada, saya selalu
merasa ia ada didekat saya, bersama ibu saya mendampingi saya.
Ya, kedua orang tua
saya, memang idola saya yang sejati.
Thank’s God for parents YOU give
Tidak ada komentar:
Posting Komentar